Cerita Yenny Wahid Gus Dur Berhasil Kader Sejumlah Tokoh Mulai dari Baharuddin Lopa Hingga Mahfud MD
Cikampek, Maximadaily.com - Putri Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang dikenal Yenny Wahid mengatakan bahwa ayahnya telah mengkader sejumlah tokoh nasional dan saat menjadi presiden merekalah menjadi pembantunya di kabinet.
Menurut Yenny, diantara tokoh yang dikader langsung Gus Dur antara lain mantan Jaksa Agung Naharuddin Lopa, Marsillam Simanjuntak hingga Mahfud MD. Mereka adalah orang-orang yang jujur dan teruji kredibilitasnya.
"Dan diantara keberhasilan Gus Dur mengangkat pembantu presiden yang bersih bersih dan jujur. Ada pak Baharudin Lopa Jaksa Agung, anaknya minta kerjaan aja gak mau dibantu. Pak Baharuddin Lopa luar biasa sekali tegasnya. Ada pak Marsillam Simanjuntak sama juga. Lalu ada juga yang masih menjadi pejabat yaitu Mahfud MD. Ini anak didiknya Gus Dur langsung," kata Yenny Wahid dalam acara Haul Gus Dur di Yayasan Saung Berkah Nusantara, Karawang, Jawa Barat, Jumat (15/12) malam.
Yenny yang saat itu emnajdi Staf Khusus Presiden menceritakan alasan Gus Dur mengangkat Mahfud MD yang ditugaskan untuk membereskan masalah hukum di Indonesia dan melindungi seluruh rakyat.
"Gus Dur bilang pak Mahfud tugasmu membereskan maslaah hukum, rakyat harus terlindungi. Hukkum tidak boleh tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Semua orang harus sama di mata hukum," jelas Yenny Wahid.
Menurut Yenny, Gus Dur selalu menekankan bahwa hukum harus memberi rasa keadilan di masyarakat. Jangan sampai koruptor hukumannya cuma 2 tahun atau 3 tahun sementara ibu-ibu maling kayu dipenjara 6 tahun.
"Jadi ini yang waktu itu ditekankan oleh Gus Dur pesan beliau kepada pak Mahfud MD," ungkapnya.
Dengan demikian, Direktur Wahid Fondation ini berpesan kepada para hadirin yang hadir dalam acara ini agar kedepan masyarakat harus memastikan bahwa demokrasi tetap kondusif.
"Termasuk dalam hal memilih pemimpin harus dilihat dulu rekam jejaknya, pesan saya cari orang yang berpihak pada masyarakat, orang yang mendengarkan suara hati masyarakat. Orang yang mau melawan korupsi di Indonesia. Itu semua tidak lain dan tidak bukan untuk melanjutkan legacynya Gus Dur supaya terus dipertahankan," harapnya.(red)
Apa Reaksi Anda?