Jerman Juara Piala Dunia U-17, Erick Thohir: Final yang Klimaks!
Solo, Maximadaily.com - Tim Ayam Jantan Muda sukses melakukan comeback di waktu normal untuk memaksakan adu tos-tosan. Sempat tertinggal 0-2, mereka sukses memaksakan skor imbang di waltu normal.
Jerman membuka keran gol pada menit ke-29 lewat penalti. Penyebabnya, Aymen Sadi melakukan pelanggaran di kotak penalti. Brunner yang jadi algojo sukses menunaikan tugasnya dan membuat Jerman unggul 1-0 atas Prancis.
Memasuki paruh kedua, Jerman tidak butuh waktu lama untuk kembali mencetak gol. Kali ini, mereka melakukan serangan balik di menit ke-51. Noah Darvich sukses melepas tembakan di depan gawang yang mengenai kiper Prancis dan malah masuk gawang.
Hanya dua menit berselang, Prancis memperkecil ketinggalan. Saimon Bouabre yang mencatatkan namanya di papan skor (53') setelah memanfaatkan umpan dari Nhoa Sangui.
Kedudukan 2-1 membuat laga berjalan semakin semakin sengit. Prancis lebih rajin menyerang mengejar skor.
Memasuki menit ke-65, Jerman mendapat kesialan karena harus bermain dengan 10 personel saja. Penyebabnya, Winners Osawe mendapat kartu kuning kedua sehingga tidak bisa melanjutkan laga.
Prancis akhirnya mampu menyamakan kedudukan di ke-85. Itu berawal dari upaya Tidiam Gomis di sisi sayap dan dilanjutkan dengan umpan tarik. Bola matang di depan gawang didorong oleh Mathis Amougou memaksa skor jadi 2-2.
Begitu memasuki duel adu penalti, Jerman menunjukkan kematangannya.Tiga penendang Prancis gagal mencemploskan bola. Der Panzer unggul 4-3. Brunner satu-satunya eksekutor yang gagal menceploskan bola ke gawang Prancis.
"Pertandingan yang benar-benar mendebarkan. Final yang klimaks. Prancis menunjukkan mentalitas tidak mengenal menyerah. Walau tertinggal mereka bisa mengejar skor untuk memaksakan pertandingan disudahi dengan adu penalti," kata Erick.
Pujian diberikan pria yang juga menjabat sebagai Ketua LOC Piala Dunia U-17 tesebut kepada Jerman. "Jerman pantas menjadi juara. Semenjak penyisihan grafik performa mereka terus menanjak. Mereka menyingkirkan tim kuat Spanyol dan Argentina sebelum akhirnya bersua Prancis di laga puncak," ujarnya.
Erick berharap tontonan seru duel final memberi pembelajaran bagi sepak bola Indonesia. "Piala Dunia U-17 menjadi contoh pentingnya kita serius akan pembinaaan usia dini. Untuk membentuk timnas senior yang solid perlu ditopang pembinaan yang berkesinambungan. PSSI mendapat pelajaran banyak dari Piala Dunia U-17, tak hanya sebagai pengelola event tapi juga pemikiran masa depan berkaitan dengan pembinaan.” (sumber pssi)
Apa Reaksi Anda?