SAWA ingin Hapus C02 Pada Tahun 2030

April 25, 2024 - 12:48
SAWA ingin Hapus C02 Pada Tahun 2030
Spot Iklan Tersedia (Posting Atas)

Majalengka, Maximadaily - Sebagai komitmen terhadap Paris Agreement, anak perusahaan PT Legasi Alam Indonesia, SAWA EcoSolutions mempunyai target penghapusan CO2 pada tahun 2030. Misi penghapusan CO2 itu, ditargetkan sebesar 2,5 miliar ton setiap tahunnya.

Spot Iklan Tersedia (Artikel 1)

Dalam mewujudkan misi tersebut, mereka mendirikan Pabrik Biochar perdana di Indonesia. Lokasi pabrik tersebut terletak di dalam kawasan Kompleks Pabrik Gula (PG) Rajawali II, Desa Sumber, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Pabrik tersebut baru saja diresmikan pada Rabu (24/4/2024) siang. Acara peresmian ini dihadiri langsung oleh Ketua Umum Asosiasi Biochar Indonesia Internasional (IIBA) Hashim Djojohadikusumo serta sejumlah tamu undangan lainnya. 

Dalam kesempatan tersebut Hashim menyampaikan, pabrik ini akan mengubah limbah organik seperti ampas tebu dan produk samping pertanian lainnya menjadi Biochar. Tujuan pembuatan pabrik ini, dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan dan pembangunan ekonomi.

"Pendirian Pabrik Biochar SAWA menandakan tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju praktik lingkungan berkelanjutan dan penghapusan CO2. Inisiatif ini tidak hanya menunjukkan pemanfaatan inovatif bahan limbah pertanian namun juga menunjukkan komitmen kami untuk memerangi perubahan iklim melalui solusi praktis," kata Hashim kepada wartawan.

Biochar sendiri adalah bahan padat kaya karbon hasil konversi dari limbah organik melalui pembakaran tidak sempurna atau suplai oksigen terbatas. Hashim menilai, produk Biochar cukup bagus, seiring dengan adanya isu perubahan iklim.

"Saya sangat senang melihat alat-alat ini. Pak Phil Rickard (CEO dan Pendiri SAWA), Saya sudah kenal sejak lama, dan melakukan terobosan yang luar biasa. Saya sudah tau bahan ini sudah lama. Tetapi setahu saya ini adalah proyek utama yang bisa menghasilkan Biochar dalam jumlah yang besar," ujar dia.

"Dan Indonesia, sebagai negara bisa dapat penghasilan. Dunia juga menikmati. Karena karbon, ini salah satu karbon yang paling efisien. Untuk mengambil karbon dari udara, kembali ke bumi," sambungnya.

Hadirnya pabrik tersebut juga bisa menyumbang pendapatan tambahan para petani. Pasalnya, Biochar PT Legasi Alam Indonesia memanfaatkan limbah yang selama ini tidak memiliki nilai ekonomis.

"Prospek untuk Indonesia itu bagus sekali, besar sekali. Karena ini mengubah bahan-bahan yang tidak punya nilai, (seperti) sekam, jerami, batok kelapa, ini yang tidak ada (nilai), nanti punya nilai. Karena punya nilai, para petani, para produsen seperti Pabrik Gula, petani tebu mendapatkan tambahan penghasilan," jelas dia.

Hashim menjelaskan, produk Biochar tersebut, sangat memungkinkan untuk dipasarkan ke luar negeri. Peluang tersebut, seiring dengan adanya perubahan iklim, yang kini menjadi perhatian dunia luas.

"(Prospek) Besar sekali. Ini bisa jadi bahan ekspor. Kita ekspor. Ini sangat tepat untuk, sekarang perubahan iklim. Banyak perusahaan-perusahaan mencari proyek seperti ini," ucapnya.

Disamping itu, hal ini juga menandai kolaborasi awal antara SAWA dengan Offset8, Dubai. Dengan perjanjian yang ditandatangani untuk memperoleh kredit penghilangan CO2 itu senilai lebih dari USD $50 juta di berbagai lokasi.

"Dengan dukungan dari Asosiasi Biochar Indonesia dan kolaborasi kami dengan Offset8, pabrik ini menandai langkah pertama Sawa dalam komitmen kami melawan perubahan iklim dengan menggunakan teknologi penangkapan karbon untuk mengubah limbah pertanian menjadi Biochar. Inisiatif ini juga mengatasi masalah ketahanan pangan global yang mendesak dengan menghasilkan bahan pembenahan tanah yang berharga," jelas CEO dan Pendiri SAWA Phil Rickard.(AP)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Spot Iklan Tersedia (Posting Bawah)