Singapura Dinobatkan Jadi Negara Teraman di Dunia Untuk Wisatawan
Jakarta, Maximadaily - Singapura dinobatkan sebagai kota teraman di dunia bagi wisatawan oleh platform keuangan pribadi Amerika, Forbes Advisor. Disusul Tokyo di Jepang dan Toronto di Kanada di posisi kota teraman di dunia selanjutnya.
Gelar ini didapat Singapura setelah penelitian yang mengukur 60 kota. Kota-kota itu dinilai dalam tujuh metrik yakni keamanan kesehatan, risiko kejahatan, keamanan infrastruktur, keamanan digital, keamanan pribadi, keselamatan perjalanan, dan risiko bencana alam.
Laporan tersebut menemukan bahwa Singapura memiliki peringkat keamanan tertinggi berkat undang-undangnya yang ketat dan tingkat kejahatan yang rendah. Pulau ini juga memiliki risiko bencana alam paling rendah karena relatif aman dari angin topan dan gempa bumi.
Siklon tropis kemungkinan besar tidak akan melanda Singapura karena posisinya yang dekat dengan garis khatulistiwa.
Studi ini juga memuji kualitas layanan kesehatan dan infrastruktur serta rendahnya risiko keamanan digital di negara tersebut. Ini mencerminkan kemampuan warga negara itu untuk menggunakan Internet secara bebas tanpa takut akan pelanggaran privasi, pencurian identitas, atau serangan online.
Adapun Tokyo memiliki peringkat terendah dalam hal risiko keamanan kesehatan dan terendah kelima dalam hal risiko keamanan infrastruktur. Kota ini juga mendapat peringkat keselamatan perjalanan terbaik dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
Kota Paling Tidak Aman
Sebaliknya, Caracas di Venezuela dinobatkan sebagai kota paling berisiko di dunia dalam hal kesehatan dan kejahatan. Negara ini juga menunjukkan risiko infrastruktur dan keamanan digital tertinggi kedua. Caracas juga menduduki peringkat keselamatan perjalanan terburuk dari Departemen Luar Negeri AS pada level 4, yang berarti bukan tujuan yang disarankan untuk bepergian.
Karachi, Pakistan memiliki risiko keamanan pribadi tertinggi dan peringkat keselamatan perjalanan terburuk kedua dari Departemen Luar Negeri AS pada level 3, yang berarti wisatawan diminta mempertimbangkan kembali perjalanan.
Apa Reaksi Anda?